TIMES BANDUNG, JAKARTA – Kisah yang sangat menyayat hati menimpa seorang petugas Paramedis Bulan Sabit Merah Palestina, Abdulaziz Al-Burdini, saat mengetahui bahwa korban meninggal dunia yang dievakuasi akibat bom Israel di Gaza tengah, Rabu (30/10/2024) kemarin itu adalah ibunya.
Tangispun langsung meledak. "Ibuu..aku tidak tahu kalau itu Ibu, aku bersumpah aku tidak mengenali Ibu. Aku bersumpah aku tidak mengenali Ibu!," teriaknya dengan sedih sambil mendorong tandu rumah sakit yang membawa jasad Ibunya.
Dilansir CNN, setelah serangan udara Israel menghantam sebuah mobil, menurut Rumah Sakit Martir Al-Aqsa dan menewaskan tiga warga Palestina di Al-Maghazi, Gaza tengah pada hari Rabu, Abdulaziz Al-Burdini adalah salah satu petugas paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang dikirim untuk mengevakuasi jenazah para korban.
Diantara jenazah-jenazah itu ada seorang wanita yang semula tidak ia kenali karena kondisi luka-lukanya. Dengan cepat ia langsung mengevakuasinya. Ia kemudian membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.
Setelah sampai di rumah sakit, korban dibersihkan dan dokter memastikan penyebab kematiannya.
Saat itulah Abdulaziz Al-Burdini mengamati wajah wanita itu dengan saksama dan betapa terpukulnya ia, bahwa ternyata wanita itu adalah ibunya.
Rekan-rekannya kemudian mendekat untuk menghiburnya, tetapi dia menepis mereka.
"Aku ingin melihat ibuku. Tinggalkan aku, aku ingin tinggal bersamanya," katanya sambil memeluk tubuh ibunya.
Dia kemudian berdiri sambil menangis di atasnya dengan seragamnya yang berlumuran darah sambil berteriak, "Ya Allah, Ya Allah..".
"Apa yang harus kukatakan kepada saudara-saudaraku sekarang? Mengapa kalian semua meninggalkanku? Mengapa? Aku tidak tahan lagi. Saudara-saudaraku, ayahku, dan sekarang kalian? Ini terlalu berat bagiku!," kata Al-Burdini, menyinggung kematian anggota keluarganya yang lain selama perang Gaza itu.
Saat jenazah ibunya dibawa pergi, teman-temannya serta rekan-rekannya kemudoan mengelilinginya dan menghiburnya.
"Saya tidak tahu kalau itu ibu saya…. dia mirip dengan seseorang yang saya kenal. Saya melihat data-datanya untuk memastikan apakah itu ibu saya," katanya sambil terisak.
Ia kemudian berjalan kembali ke kamar mayat bersama rekannya untuk menemui ibunya untuk terakhir kalinya.
Ia duduk di samping ibunya di lantai selama beberapa saat, menangis dan berdoa. Kemudian jasadnya dibawa untuk dimakamkan.
CNN telah menghubungi militer Israel untuk memberikan komentar mengenai serangan yang menewaskan ibu dari petugas paramedis Bulan Sabit Merah Palestina, Abdulaziz Al-Burdini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menyayat Hati, Saat Paramedis Palestina Mengetahui Korban Bom Israel adalah Ibunya
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |