TIMES BANDUNG, BANDUNG BARAT – Di usia yang masih muda, Nanda Ayudia telah mengalami berbagai pahit getir kehidupan. Lahir di Bandung Barat, Nanda yang kini berusia 20 tahun adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Dalam hal ini balik wajah lembutnya, ia menyimpan kisah perjuangan yang tidak biasa dari luka masa lalu hingga tekad menjadi perempuan mandiri.
Kini, Nanda aktif menyuarakan pemberdayaan perempuan dan kesehatan mental melalui media sosial. Akun Instagram-nya, @nandaaydd dan @model_nandaa, serta TikTok @nndayd, menjadi ruang berbagi sekaligus menyebarkan semangat bangkit dari luka.
Menjadi Korban Sejak Kecil
Nanda mengaku bahwa masa kecilnya jauh dari kata nyaman. "Saya menjadi korban sejak kecil bukan dari orang luar, tapi dari orang yang seharusnya menjadi pelindung saya sendiri," ungkapnya.
Ia tumbuh dalam keluarga broken home yang penuh konflik. Tak ada peran orang tua yang utuh, baik secara fisik maupun emosional. Nanda menyebut dirinya dibesarkan dalam lingkungan penuh kekerasan verbal dan emosional.
Luka yang menganga dalam dirinya membuat Nanda mencari kasih sayang dari luar. Ia berpikir bahwa cinta bisa menyembuhkan. Namun kenyataannya, ia kembali terjebak dalam siklus kekerasan dimanfaatkan, diselingkuhi, bahkan hampir dilecehkan.
“Saya bertanya, kenapa saya harus terus disakiti? Padahal saya cuma ingin disayangi,” ujarnya lirih dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Sabtu (14/6/2025).
Titik Balik dan Tekad untuk Bangkit
Dari pengalaman pahit itu, Nanda mulai menyadari bahwa keselamatan dan pemulihan tidak bisa datang dari orang lain. Ia harus menyelamatkan dirinya sendiri.
“Saya mulai pelan-pelan membangun hidup sendiri, jadi mandiri, walau dengan sisa tenaga dan hati yang luka,” tutur Nanda dengan nada penuh semangat.
Meskipun mengaku belum sepenuhnya sembuh, ia kini percaya bahwa dirinya pantas dicintai dimulai dari mencintai diri sendiri.
Menjadi perempuan muda dengan masa lalu yang kelam bukan hal mudah. Nanda mengaku kerap menghadapi stigma. “Kadang orang meremehkan saya karena bukan lulusan kuliah, berasal dari keluarga broken home, dan punya masa lalu,” jelasnya.
Namun, ia memilih untuk tidak tinggal diam. Menurut Nanda, peluang terbesarnya adalah kemampuannya menjadi suara bagi perempuan lain yang belum berani bicara.
"Media sosial saya jadi ruang untuk menyuarakan pesan positif tentang kesehatan mental, keberanian menjadi perempuan mandiri, dan harapan," katanya.
Harapan dan Komitmen untuk Terus Bertumbuh
Lebih lanjut Nanda punya harapan besar ke depan. Ia ingin terus bertumbuh, bukan hanya sebagai perempuan yang mandiri, tetapi juga sebagai sosok yang bisa membawa dampak positif bagi orang lain.
“Saya ingin lebih banyak perempuan tahu bahwa mereka tidak sendirian. Mereka berhak bahagia, punya masa depan, dan hidup yang mereka pilih sendiri,” ujarnya penuh harap.
Ia juga ingin terlibat aktif di komunitas sosial, media, hingga platform digital, demi menyuarakan pentingnya kesehatan mental. "Saya masih dalam proses penyembuhan, tapi justru itu yang membuat ingin terus melangkah," tuturnya.
Kepada para perempuan, Nanda menyampaikan pesan menyentuh: "Luka kamu bukan kelemahan, tapi bukti bahwa kamu bertahan sejauh ini."
Ia menekankan bahwa kebangkitan tidak harus sempurna. “Kamu bisa bangkit dengan air mata. Jangan takut bermimpi. Kamu berhak punya hidup yang kamu pilih sendiri,” ucapnya.
Nanda berharap, perempuan dapat saling menguatkan. “Perempuan kuat bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang selalu mau bangkit dan melangkah lagi,” tambahnya.
Hidup Bukan Lagi untuk Menyerah
Menutup ceritanya, Nanda menyampaikan kalimat yang menggugah. “Saya pernah mau mati. Tapi sekarang saya memilih hidup untuk membuktikan bahwa saya berharga.”
Ia percaya bahwa perempuan muda bisa bersinar tanpa harus sempurna. Baginya, kekuatan perempuan ada pada empati, keberanian untuk bertumbuh, dan niat menjadi versi terbaik diri sendiri.
“Saya masih belajar. Tapi hari ini saya hidup. Dan itu cukup untuk jadi alasan buat terus jalan,” pungkasnya menutup pernyataan. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |