https://bandung.times.co.id/
Berita

Dapur MBG Katumiri Cihanjuang Bandung Barat Jadi Contoh Nyata Dapur Sehat dan Bergizi

Kamis, 09 Oktober 2025 - 12:55
Dapur MBG Katumiri Cihanjuang Bandung Barat Jadi Contoh Nyata Dapur Sehat dan Bergizi Proses pemorsian di Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Katumiri, Cihanjuang, Bandung Barat menerapkan standar higienitas tinggi dari pemilihan bahan baku hingga distribusi makanan untuk anak-anak TK. (Foto: Deni/Times Indonesia)

TIMES BANDUNG, BANDUNG BARAT – Berkaca dari kasus ribuan siswa keracunan di berbagai jenjang pendidikan di wilayah Cihampelas dan Cipongkor, salah satu dapur Makanan Bergizi Gratis

yang berlokasi di kompleks Katumiri, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) atau dapur MBG Katumiri,  menjadi contoh nyata penerapan standar higienitas dan keamanan pangan yang ketat.

Meski baru beroperasi kurang dari sepekan, dapur MBG yang dikelola di bawah program nasional ini telah berkomitmen untuk menjaga kualitas bahan makanan, kebersihan, dan kandungan gizi setiap hidangan.

Dari Bahan Baku hingga Distribusi, Semua Terkontrol

Kepala Dapur SPPG Katumiri, Muhammad Rizal, menjelaskan bahwa seluruh proses kerja di dapur dilakukan secara berjenjang dan diawasi ketat, mulai dari pemilihan bahan baku, pencucian, pemotongan, pengolahan, hingga distribusi ke berbagai sekolah TK.

“Bahan baku yang datang akan kami timbang, cocokkan dengan data, lalu dicuci di ruang khusus sesuai jenisnya, ada area berbeda untuk beras, daging, sayuran, dan buah,” ujar Rizal saat ditemui di dapur MBG, Kamis (9/10/2025).

Proses-pemorsian-di-Dapur-Makanan-Bergizi-Gratis-b.jpg

Proses memasak dilakukan dini hari pukul 00.30, dilanjutkan pemorsian pukul 04.30, dan distribusi mulai pukul 07.00 pagi. Semua makanan dikemas dalam wadah higienis dan dikontrol suhunya agar tetap layak konsumsi saat tiba di sekolah.

Disiplin “Zero Accident” dan Kebersihan Peralatan

Konsep zero accident menjadi prinsip utama dapur ini. Semua relawan diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD), dan bahan yang tidak memenuhi standar langsung dikembalikan ke pemasok.

Rizal menyebut, peralatan seperti ompreng (wadah distribusi makanan) melalui empat tahap pencucian tertutup: pelarutan lemak dengan air panas, pencucian sabun khusus, pembilasan empat kali, dan pengeringan steril.

“Setiap wadah diperiksa ulang sebelum digunakan kembali,” tegasnya.

Cerita di Balik Dapur MBG

Rizal mengakui, hari-hari pertama operasional penuh tantangan.

“Hari pertama saya tidak tidur 24 jam karena khawatir distribusi terlambat. Tapi sekarang sistemnya lebih teratur. Rasanya terbayar ketika melihat anak-anak TK makan dengan senang,” katanya.

Ahli gizi dapur MBG, Fatia, menjelaskan bahwa penyusunan menu mengikuti juknis Badan Gizi Nasional (BGN) dan disesuaikan dengan kebutuhan usia. Untuk anak TK, rata-rata kebutuhan energi mencapai 300 kilokalori per porsi, sedangkan usia SMA bisa lebih dari 700 kilokalori.

“Tantangan terbesar adalah membuat makanan sehat terasa enak bagi anak-anak TK yang cenderung suka rasa manis dan gurih,” ujar Fatia.

Untuk mengatasinya, ia menciptakan menu menarik seperti nasi goreng sayur, bola-bola tahu dengan campuran sayur, dan buah segar sebagai sumber serat.

“Kalau sayur tidak termakan, setidaknya dari buah mereka tetap dapat gizi seimbang,” tambahnya. (*)

Bahan Tidak Berkualitas, Tak Ada Kompromi

Menurut Fatia, seluruh bahan mulai dari susu, telur, hingga buah harus melalui pemeriksaan ketat.

“Pernah ada buah melon jelek, langsung kami foto dan retur ke vendor. Semua bahan wajib layak konsumsi. Setiap menu juga diukur keseimbangan karbohidrat, protein, dan lemaknya sesuai panduan nasional, "imbuhnya. 

Kelola Limbah dan Gunakan Energi Bersih

Sementara itu, Sekretaris Yayasan, Bebi Purnomo menyebut, bahwa selain menjaga gizi, dapur MBG juga peduli lingkungan. Limbah cair dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan empat tahap penyaringan agar tak mencemari sungai.

Iapun menuturkan, dapur MBG ini menggunakan gas Compressed Natural Gas (CNG) sebagai bahan bakar utama yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

“CNG menghasilkan pembakaran maksimal dan aman. Sistem dapur kami juga punya deteksi kebocoran otomatis,” ujarnya.

Bebi menambahkan, area dapur dirancang nyaman bagi relawan, dengan pendingin air di area kompor dan sistem keamanan 32 CCTV aktif. Sebanyak 47 relawan wajib mengenakan APD sekali pakai dan tidak keluar-masuk saat bekerja.

Dorong UMKM dan Pemberdayaan Masyarakat

Lebih dari sekadar dapur, program MBG juga menjadi sarana pemerataan ekonomi lokal.

“Relawan dan supplier sebagian besar warga sekitar. Ada delapan UMKM lokal yang kini jadi pemasok bahan utama,” kata Bebi.

Ia berharap, dapur MBG tak hanya memproduksi makanan sehat, tapi juga membuka lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi desa.

Meski baru beroperasi sejak 1 September 2025, dapur MBG sudah menyiapkan sertifikasi higiene dan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) agar memenuhi standar nasional.

“Kami sedang memproses sertifikasi bangunan dan tenaga kerja. Semua agar dapur ini menjadi model dapur sehat berkelanjutan di Indonesia,” ujar Bebi menutup wawancara.

Dalam enam hari operasionalnya, Dapur MBG Katumiri telah memberi dampak besar, anak-anak sekolah menikmati makanan sehat, relawan bekerja dengan semangat, dan warga sekitar ikut merasakan manfaat ekonomi.

Program ini membuktikan bahwa makanan bergizi dan dapur sehat bukan sekadar slogan, tetapi aksi nyata untuk masa depan generasi Indonesia. (*)

Pewarta : Deni Supriatna
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bandung just now

Welcome to TIMES Bandung

TIMES Bandung is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.