TIMES BANDUNG, MALANG – Pada rangkaian Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2025, Kamis (27/11/2025) malam, sebuah momen penting terjadi saat TIMES Indonesia menyerahkan buku dokumenter bertajuk "Discover Disaster | The Chief Series Khofifah Indar Parawansa" kepada perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Malang Raya. Acara yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Malang Mirama ini bertujuan memperkuat arsip dan referensi kebencanaan di tingkat regional.

Buku yang diterbitkan oleh TIMES Indonesia tersebut merupakan sebuah kompilasi catatan mendalam tentang penanganan berbagai bencana di Jawa Timur selama periode 2019–2024, yang mencakup masa kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Ditulis oleh jurnalis Lely Yuana, buku ini mengangkat narasi kepemimpinan, solidaritas, dan aspek kemanusiaan di balik setiap krisis, mulai dari banjir, erupsi gunung api, gempa bumi, hingga pandemi Covid-19.

Buku tersebut diserahkan langsung kepada Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Drs. Prayitno, M.AP., dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Ichwanul Muslimin.

Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun, dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran buku ini merupakan bentuk kontribusi media dalam meningkatkan edukasi dan kesiapsiagaan bencana.

“Buku ini bukan sekadar catatan, tetapi rangkuman pengalaman kolektif Jawa Timur menghadapi bencana. Kami berharap BPBD se-Malang Raya dapat memanfaatkannya sebagai referensi dalam merancang kebijakan dan memperkuat kesiapsiagaan. Media punya tanggung jawab moral memastikan pengetahuan kebencanaan tidak hilang begitu saja,” ujar Ainun.

Ia menambahkan, Discover Disaster hadir untuk menawarkan perspektif yang lebih humanis dalam memandang bencana—menekankan bahwa setiap peristiwa tidak hanya tentang kerentanan, tetapi juga menguji ketangguhan kepemimpinan dan kekuatan solidaritas masyarakat.

“Penyerahan buku ini sekaligus menjadi penegas komitmen TIMES Indonesia dalam mendukung kerja kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana melalui dokumentasi yang sistematis, akurat, dan mudah diakses publik,” pungkas Yatimul Ainun. (*)