TIMES BANDUNG, BANDUNG – Kunjungan mendadak yang dilakukan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ke pabrik PT Tirta Investama (Aqua) di Subang, Jawa Barat, mendadak viral setelah video inspeksinya diunggah ke akun media sosialnya pada Rabu (22/10/2025). Dalam video berdurasi sekitar 12 menit itu, Dedi mempertanyakan sumber air yang digunakan dalam produksi air mineral kemasan Aqua.
Dedi yang datang tanpa pemberitahuan sebelumnya itu tampak berdialog dengan perwakilan perusahaan di area pabrik. Saat bertanya mengenai asal air yang digunakan, ia mendapat jawaban bahwa sumbernya berasal dari sumur bor. “Oh, jadi di bor?” tanya Dedi, yang kemudian dijawab pihak perusahaan, “Iya, di bor, Pak.”
Mendengar hal itu, mantan Bupati Purwakarta itu menyoroti potensi dampak lingkungan akibat penggunaan air tanah dalam skala besar.
“Ngefek enggak sih buat lingkungan? Atau nunggu longsor?” ujarnya dengan nada setengah bercanda namun serius.
Dedi juga sempat berdialog dengan sejumlah warga yang tinggal di sekitar kawasan pabrik. Dalam percakapan itu, para warga mengaku belum pernah merasakan manfaat langsung dari keberadaan perusahaan air mineral tersebut. “Padahal si Ibu (perwakilan perusahaan) tadi ceritanya bagus banget,” ujar Dedi sambil tersenyum tipis, namun sarat makna.
Ia kemudian menegaskan akan mengoordinasikan pihak pemerintah daerah dan perusahaan agar masyarakat sekitar turut merasakan manfaat sosial dan ekonomi dari aktivitas industri tersebut, Senin (27/10/2025).
“Kita harus dudukkan semua pihak, supaya warga juga dapat bagian dari keberadaan pabrik ini,” kata Dedi.
Menanggapi viralnya video tersebut, Aqua melalui pernyataan resmi menegaskan bahwa air yang digunakan dalam produksinya bukan berasal dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam — lapisan air tanah yang tersimpan di kedalaman 60 hingga 140 meter di bawah permukaan bumi.
Dalam keterangan tertulisnya, perusahaan menjelaskan bahwa pengambilan air dilakukan melalui sistem terukur dan ramah lingkungan.
“Air yang kami gunakan berasal dari akuifer dalam yang terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air. Semua prosesnya telah melalui kajian ilmiah, perizinan resmi, serta pengawasan ketat dari instansi pemerintah terkait,” jelas perwakilan PT Tirta Investama (Aqua).
Aqua juga menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasinya.
“Sebagai pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia, kami berkomitmen menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya air dan keberlanjutan lingkungan,” lanjut pernyataan tersebut.
Sidak yang dilakukan Dedi Mulyadi itu memantik diskusi luas di masyarakat tentang transparansi sumber daya air dan tanggung jawab sosial perusahaan besar. Di tengah meningkatnya kebutuhan air bersih, publik kini menaruh perhatian lebih terhadap bagaimana industri mengelola dan memanfaatkan air tanah tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Bagi Dedi, isu ini bukan semata tentang produksi air kemasan, melainkan tentang hak rakyat atas sumber daya alam yang seharusnya dijaga dan dikelola secara berkeadilan.
“Air itu milik bersama. Kalau diambil, harus ada manfaat yang kembali ke rakyat,” tegasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sidak Dedi Mulyadi ke Pabrik Aqua Subang Soroti Sumber Air dan Dampak Lingkungan
| Pewarta | : Djarot Mediandoko |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |