TIMES BANDUNG, BANDUNG – Siti Aisya Rambe, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, membuktikan bahwa prestasi akademik berjalan seiring dengan kepedulian sosial.
Setelah sukses mengharumkan nama kampus sebagai delegasi dalam International Conference Santri Mendunia, kini Aisya mengemban tanggung jawab baru yang tak kalah inspiratif menjadi Duta Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di UIN SGD Bandung.
"Bagi saya, transparansi informasi itu bukan sekadar slogan, melainkan budaya penting yang wajib ditumbuhkan dalam komunitas akademik," kata Aisya sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia, pada Minggu (2/11/2025).
Terinspirasi Keterbukaan Global dan Lahirnya Tabayun Project
Aisya mengaku, pengalamannya mengikuti konferensi internasional menjadi titik balik kesadarannya akan pentingnya komunikasi terbuka sebagai kunci kemajuan suatu institusi. Dari sanalah, muncul tekad kuat untuk membawa semangat keterbukaan itu ke ranah kampus.
"Waktu ikut konferensi internasional, aku lihat betapa pentingnya keterbukaan informasi di berbagai negara. Saya tentunya ingin nilai itu juga tumbuh di kampus kita," ungkap Aisya, menceritakan motivasi awalnya.
Bermodalkan peran barunya sebagai Duta KIP, Aisya segera menggagas sebuah inisiatif kreatif yang dinamai Tabayun Project. Inovasi ini dirancang sederhana, namun berpotensi memberikan dampak signifikan.
Melalui proyek ini kata pemilik akun media sosial Instagram @aisya_rmb mahasiswa kini dapat menyampaikan berbagai aspirasi, pertanyaan, hingga keluh kesah secara langsung kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
"Caranya pun sangat mudah hanya dengan memindai QR code yang tersebar di poster-poster kampus. Saya ingin mempermudah mahasiswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat tanpa harus bingung harus ke mana. Cukup scan QR di poster Tabayun Project, lalu sampaikan aspirasinya," jelasnya.
Membangun Budaya Kritis dan Responsif
Proyek ini tidak hanya berfungsi sebagai saluran komunikasi. Lebih dari itu, Tabayun Project bertujuan untuk memperkuat budaya 'tabayun' menelusuri dan mencari kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya di kalangan mahasiswa.
Melalui mekanisme yang mudah diakses ini, Aisya berharap mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi lebih aktif dan kritis dalam mengakses informasi. Ia bertekad menciptakan ruang komunikasi dua arah yang responsif antara pihak kampus dan seluruh mahasiswanya.
"Keterbukaan informasi publik itu hak setiap mahasiswa. Tapi hak itu baru bermakna kalau kita juga tahu cara mengaksesnya dengan bijak," tegas Aisya, menyoroti pentingnya literasi informasi. Langkah nyata yang diambil olehnya menjadi bukti bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan.
Dengan semangat, kreativitas, dan kepeduliannya, Tabayun Project hadir sebagai langkah kecil yang membawa dampak besar dalam membangun kampus yang lebih informatif, transparan, dan terbuka terhadap aspirasi warganya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lewat Tabayun Project, Siti Aisya Rambe Ajak Mahasiswa Melek Keterbukaan Informasi Publik
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Deasy Mayasari |