TIMES BANDUNG, BANDUNG – Seberapa besar peran nadzir dalam kehidupan sebuah masjid? Di Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, pertanyaan ini tidak hanya relevan, tetapi menjadi kunci untuk memahami bagaimana keberlangsungan pengelolaan masjid bisa berjalan secara profesional, akuntabel, dan penuh kebermanfaatan.
Selama ini, nadzir bukan sekadar penjaga amanah wakaf, namun ideal harusnya bisa menjadi motor penggerak tata kelola Masjid Raya Bandung yang lebih terbuka, tertib, dan berpihak pada jamaah.
Dari pengelolaan aset wakaf, peningkatan layanan ibadah, hingga transparansi program sosial, peran nadzir perlu dilibatkan agar optimalisasi program di Masjid Bandung Raya bisa terjadi.
“Kami, nadzir yang telah diberikan S.K. oleh Badan Wakaf Indonesia perwakilan Jawa Barat sejak 29 April 2025, sudah tentu kami limat tahun ke depan ingin melakukan program-program yang lebih mercu suar. Selama ini mungkin agak redup karena fungsi masjid ini adalah masjid central budaya, ekonomi dan religi sudah barang tentu dan secara fisik bangunan masjid ini pun kami ingin betulkan,” ungkap Ketua Nadzir Masjid Raya Bandung Propinsi Jawa Barat, Roedy Wiranatakusumah, S.H., Rabu (11/06/2025).
“Kami harus berpartner dengan stake holder siapapun, terutama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, gubernur, dan juga wali kota di Pemkot Bandung sehingga keselarasan program itu bisa disamakan. Program apa saja yang pemerintah punya, kami sebagai nadzir sudah tentu akan hand in hand,” terang Roedy.
Ketua nadzir di Masjid Bandung Raya pun menuturkan bahwa ia juga menginginkan program yang independen seandainya program-program dari pemerintah yang memiliki dana, berharap dirinya bisa melakukan roadshow.
Dirinya juga sempat melakukan prolog kepada networking yang ada di Timur Tengah dan Brunei bahwa bilamana pada saat nanti pembangunan fisik bangunan masjid jadi dilaksanakan bisa terealisasi dalam kurun lima tahun di bawah kepengurusannya.
Roedy menjelaskan bahwa Masjid Bandung Raya ini berlokasi sangat central dan bersejarah sangat tinggi. Tahun 1810 tanah tempat berdirinya Masjid Bandung Raya diwakafkan dan tahun 1955, para delegasi Asia-Afrika datang ke masjid tersebut dan melakukan ibadah sholat bagi yang beragama Islam.
“Momentum ini harus kita jaga, untuk lima tahun ke depan terutama menyangkut sebagai 75 tahun peringatan Asia-Afrika Dimana hal tersebut levelnya sudah internasional atau dunia. Sementara itu, untuk hal yang membumi, kami juga ingin membuat program-program yang ingin kita bisa bantu seperti kaum duafa yang tidak bisa sekolah, dukungan dana-dana yang didapat diantaranya bisa diberikan kepada mereka,” terang Roedy.
“Selain itu, bisa juga diberikan pendanaan kepada ibu-ibu yang sakit, jadi apa yang program pemerintah bisa jalankan, melalui tempat ini bisa jadi akselerator dan peran seperti itulah yang ingin kami gunakan karena memang tidak bisa sendirian. Oleh karena itu, profil Masjid Bandung Raya ini harus diangkat, lebih banyak keberagaman di sini,” ulasnya.
Ketua nadzir Masjid Bandung Raya menuturkan bahwa memang tidak mudah mengelola masjid yang besar seperti masjid bersejarah ini, namun akan jadi mudah ketika nadzir dan pengelola masjid atau siapapun bisa bersinergi bersama.
Roedy pun menginformasikan bahwa dirinya dan para nadzir lain saat ini sedang menunggu kapan audiensi dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bisa terlaksana dalam waktu dekat.
Ia menuturkan bahwa rencana dalam waktu dekat, Kota Bandung akan didorong menjadi Kota Wakaf dan Propinsi Jawa Barat akan bersamaan mendorong terlaksananya penetapan Kota Wakaf tersebut.
Wakaf ini potensinya sangat besar dan tak terkecuali peran nadzir pun sangat penting agar Masjid Agung Raya propinsi Jawa Barat bisa optimal dalam pelaksanaan program-programnya.
“Kami saat ini juga sedang menunggu, apakah penyeleksian Ketua DKM akan segera dilakukan. Hal ini jadi sebuah kebutuhan karena terpilihnya Ketua DKM menjadi moment pelaksanaan program yang nadzir miliki juga,” imbuh Roedy.
“Harapan saya kepada Pak Gubernur bisa menerima kami, sudah tentunya dan kami pun ingin tahu program lima tahun Gubernur Jabar untuk mengoptimalisasikan unsur peran masjid, kegiatan-kegiatan yang sifatnya berkaitan dengan religinya. Karena, ini belum tersentuh dari segi partnering programnya,” pungkas Roedy. (*)
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |